Tuesday, August 16, 2016

Laporan Utama Kedua-Geopolitik AS-DARPA-Internet-BigData


GEOPOLITIK & STRATEGI AS

Proyek DARPA Internet & Big Data

INTERNET PROYEK RAKSASA KEMENTRIAN PERTAHANAN AS
Tiongkok pada era 1990 diam-diam segera mengejar ketertinggalannya dengan membangun OTT serta satelit GPS setelah sadar atas ketertinggalannya selama 20-30 tahun dibandingkan Amerika Serikat (AS) sebagai pencipta Cyberspace pada 1969 era lahirnya Internet yang awalnya disebut ARPANET oleh ARPA (Advanced Research Project Agency) bagian dari riset Kementrian Pertahanan AS. Vin Cerf dan Bob Kahn dari ARPA segera membangun protocol TCP (Transmission Control Protocol) dan IP (Internet Protocol) sebagai dasar komunikasi Internet global termasuk rancangan IP Paket Data atau IP Data Gram. AS sangat visionary dan berani membiayai proyek raksasa Network of Network terbesar didunia ini dari awalnya lebih dari empat dekade yang lalu. Sehingga semua root DNS (Domain Name Systems), Backbone Internet semua ada dijuridiksi AS dan akan dipertahankan meskipun perdebatan sengit di ITU, IETF dan Internet Governance Forum soal Privacy dan Keamanan Global.
Bahkan seluruh Global Positioning System dan Navigasi di seluruh dunia diluar Tiongkok, Rusia dan EU harus tunduk pada system GPS AS. Itulah akibat dari terlenanya dan tertinggalnya Negara Negara Berkembang untuk membangun masa depan. Kedepan akan ada tiga Negara raksasa Global yaitu AS, Tiongkok dan Rusia dengan teknologi Big Brother menguasai Big Data, Telekomunikasi, Navigasi & Tracking, terutama AS.
Ketika Pemerintah Tiongkok nyaris sudah meyiapkan produk produk OTT, Satelit GPS Beidou nya secara mandiri menggantikan produk OTT Global seperti Google, GPS, Paypal, Facebook, Twitter, Youtube, Amazon), namun seribu sayang berbeda dengan di Indonesia, dimana OTT Global sudah mendarah daging digunakan oleh masyarakat Indonesia terutama generasi Milenial, sehingga sulit untuk digantikan dengan OTT Nasional. Indonesia harus menggunakan strategi yang sangat berbeda dengan Tiongkok.
Di AS Internet awalnya dibangun oleh DARPA sehingga backbone maupun root DNSnya berakar di AS dan hingga kini AS tetap mempertahankan Global root DNS Server dan backbone Internet tetap berada di AS, apalagi banyak perusahaan global sosial media seperti Facebook, Google dll., yang melakukan big data mining adalah perusahaan AS. 


AS memiliki visi yang sangat visioner dengan berani membangun Internet untuk kebutuhan seluruh dunia tanpa batas, tentu dengan biaya yang sangat besar, sama dengan teknologi GPS yang juga dibangun oleh AS secara Mandiri yang tentu juga membutuhkan dana yang luar biasa karena harus ditunjang oleh ratusan satelit yang mengorbit dan stasiun bumi di seluruh bagian dari bola dunia.
Kedaulatan adalah alasan Tiongkok tidak mau menggunakan OTT Global yang AS sentris, karena secara otomatis perusahaan OTT Global ini dapat melakukan data mining dari data yang dimiliki. Ini semua diatas sudah bukan rahasia atau teori konspirasi, namun sudah dikupas tuntas oleh whistleblowers Edward Snowden, staff subkontraktor NSA (National Security Agency) dan Wikileaks Julian Assange.
TPP (Transpacific Partnership) adalah salah satu usaha AS lanjutan setelah me-liberalisasi data melalui pembangunan jaringan Internet Global dan Globalisasi perdagangan membuka pasar Global via WTO. Maka strategi untuk lebih meliberalisasi data, Internet di semua industri di kawasan Pacific, termasuk Indonesia dengan mendorong TPP dikawasan Pasifik untuk semua komoditas, setelah sukses dengan ITA (Information Technology Aggrement) khusus untuk produk IT, seperti Komputer pada ITA pertama.
Indonesia beberapa negara pionir yang menandatangani ITA pertama 1990 an. Dampak ITA pertama ini menyebabkan penetrasi PC meningkat tinggi, untuk mewujudkan penetrasi dan disrupsi berikutnya yaitu Internet. Namun karena sifat ITA pertama yang liberal dan satu arah, maka tidak mendorong penetrasi PC rakitan dalam negeri PC, saat masuknya IBM PC 1982, sedangkan yang Berjaya adalah produk PC merek Global.
Video Conference Mastel @US Embassy dengan Washington


MENJAGA KEDAULATAN SETELAH 71 TAHUN MERDEKA
Membaca artikel ini, maka Indonesia sudah terlambat dua dekade untuk meniru cara Tiongkok, apalagi AS dalam mendapatkan kemandirian, kedaulatan data, Internet melalui proteksi Internet firewall dan membangun semua perusahaan OTT, Social Media Dalam Negeri serta Tiongkok berhasil memblokir semua OTT Global dan membatasi ecommerce global masuk. Tiongkok pun sudah terlambat dua dekade lebih dari AS sebagai pencipta teknologi Big Brother; Internet; GPS; TOR, namun masih sempat bangkit, kejar dan membangun total kemandirian dan kedaulatan Data, Internet dan Ekonomi setara dengan penciptanya AS. Bagaimana dengan Indonesia yang sudah 71 tahun merdeka?
Yang dapat dilakukan oleh RI adalah mempertahankan kebijakan kebijakan yang meningkatkan kedaulatan dan National Interest seperti: UU ITE No 11/2008 dengan turunannya PP 82/ 2012 yang memiliki nasional interest yang sangat tinggi seperti keharusan pembangunan Data Center didalam negeri; Sertifikasi Software, Hardware dan Sistem oleh regulator Nasional serta penggunaan SDM Nasional.
Indonesia tidak mungkin dalam waktu dekat meluncurkan dan membangun satelit sendiri; peralatan telekomunikasi dan gadgetnya sendiri, namun berusaha meningkatkan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) untuk DNA (Device, Network dan Aplikasi) sehingga suatu saat menjadi mandiri dan membangun peralatan ICT strategis di dalam negeri.
Sosialisasi dan Edukasi kepada Masyarakat Pengguna Teknologi Sosmed; Gadget Smartphone, Komputer hingga Tablet dan GPS agar waspada bahwa teknologi Big Brother untuk data mining dan data analytics ada dalam setiap gadget sehingga sebaiknya berhati-hati. Koperasi KDIM yang dibangun Mastel dan APJII dapat mengawali tugas strategis ini menjaga kedaulatan bangsa dan ekonomi dengan membangun industri DNA.
Prakarsa ATSI (Asosiasi Telekomunikasi Seluruh indonesia) bersama Kementrian Kominfo seharusnya dilanjutkan untuk mendorong OTT Nasional agar suatu saat dapat meniru Tiongkok memberdayakan semua Sosmed dan aplikasi nasional meningkatkan kemandrian, ketahanan nasional menghadapi data mining oleh asing dengan teknologi Big Brother (lihat artikel Big Brother). MERDEKA! 
 

 

No comments:

Post a Comment